Pakar Ugm: Ibu Kota Ri Dapat Pindah Tahun 2045
Sleman -Wacana pemindahan ibu kota negara terus bergulir. Namun pemindahan ibu kota negara tidak dapat dilakukan secara tergesa-gesa. Pemindahan harus dengan kajian matang lantaran banyak risiko yang akan dihadapi.
Idealnya pemindahan ibu kota dapat dilakukan di tahun 2045. Hal itu sempurna dengan usia Republik Indonesia yang ke 100 tahun. Hal ini mengacu pada sustainable development goals, pemerintah antara tahun 2020-2030 yang sedang fokus menyebarkan pembangunan yang berorientasi di desa-desa.
"Tidak dapat dilakukan tergesa-gesa. Tanpa disertai kajian yang matang, akan banyak risiko yang bakal dihadapi pemerintah," kata Kepala Departemen Geografi Pembangunan Fakultas Geografi UGM Prof Dr M. Baiquni MA, Rabu (30/8/2017).
"Bukan ketika pemerintah tidak punya dana (anggaran), kemudian kita memindahkan ibu kota. Nanti akan dikuasai swasta, kan berbahaya," kata Baiquni seusai Seminar 'Kemana Ibu Kota Negara Indonesia akan Dipindah? di Fakultas Geografi UGM.
Oleh lantaran itu, kata Baiquni, pemerintah harus mempunyai perencanaan yang matang termasuk kesiapan anggaran. Dalam proyek memindahkan ibu kota, pemerintah harus menjadi leading. Bukan justru banyak menyerahkan urusan pemindahan ibu kota kepada pihak swasta.
"Jangan hingga demikian, daulat diserahkan kepada perusahaan-perusahaan. Perusahaan itu orientasinya untung," paparnya.
Dia juga mempertanyakan apakah pemindahan itu akan mengakibatkan Indonesia lebih berdaulat. Atau malah menjadi bulan-bulanan bangsa asing, atau kepentingan kelompok.
Baiquni menyampaikan idealnya pemindahan ibu kota dapat dilakukan di tahun 2045. Hal ini mengacu sustainable development goals, pemerintah antara tahun 2020-2030 sedang fokus menyebarkan pembangunan yang berorientasi di desa-desa.
"Itu waktu kita menata, supaya desa-kota tidak ada kesenjangan. Desa-kota sama-sama berkembang, ada keseimbangan baru. Di situlah kita gres menata fisiknya selama 15 tahun. Baru di ketika 100 tahun kemerdekaan (2045) kita pindahkan (ibu kota)," ucapnya.
Kepala Bappeda Kabupaten Kotawaringin Timur Burhanudin menambahkan, memang Gubernur Kalteng sudah menyiapkan lahan. Kandidat terkuatnya yaitu Palangkaraya. Namun Burhanudin mengaku siap jikalau Kabupaten Kotawaringin Timur dijadikan salah satu opsi ibu kota baru.
"Kalau kita di Kotawaringin Timur sangat siap. Karena tempat kita sangat luas. Artinya dengan kepadatan penduduk (jarang), dan siap dari sisi ketersediaan lahan. Sehingga infrastruktur mungkin (dibangun), ke arah sana tidak mengalami kesulitan," pungkas dia.
Sumber detik.com
Belum ada Komentar untuk "Pakar Ugm: Ibu Kota Ri Dapat Pindah Tahun 2045"
Posting Komentar