Sumur Abadi, Kearifan Lokal Warga Calon Ibu Kota Nkri
Palangka Raya -Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah telah menyediakan lahan seluas 300.000 sampai 500.000 hektar untuk mempersiapkan ihwal pemindahan ibu kota negara. Di salah satu sudut lahan tersebut terdapat lokasi wisata Bukit Batu dengan Sumur Abadi yang menjadi kepercayaan masyarakat lokal.
"Bukit Batu yakni daerah pertapaan Pak Tjilik Riwut, ada ceritanya. Legendanya Bukit Batu terjadi alasannya yakni ada sumur infinit ini, namanya sumur Bawin Kameloh," ujar petugas jaga wisata Bukit Batu, Agus Riawandy kepada detikcom. Jumat (14/7) lalu.
Bukit Batu memang kerap menjadi daerah bertapa gubernur pertama Kalimantan Tengah, Tjilik Riwut. Tempat ini juga populer dengan sumur infinit berjulukan Bawin Kameloh (wanita cantik) yang tidak pernah kering. Berbagai manfaat dipercayai warga dari sumur tersebut.
Lokasi wisata Bukit Batu yang terdapat Sumur Abadi. Foto: Noval-detikcom |
Masyarakat suku Dayak Kalimantan Tengah mempercayai sumur Bawin Kameloh sebagai daerah bertemunya seorang perjaka insan dengan perempuan bagus dari alam gaib. Pemuda insan itu kala itu sedang berburu di hutan dan melihat perempuan bagus jelita sedang mandi di sumur tersebut.
"Waktu berburu itu ia melihat Bawin Kameloh (wanita cantik) itu mandi. Karena saking cantiknya balasannya perjaka insan itu tertarik, alasannya yakni tertarik diambil lah menjadi istrinya. Singkat dongeng balasannya perjaka itu menjalin keluarga (menikah) denagan Bawin Kameloh, dan mempunyai satu anak laki-laki. Nah ketika telah mempunyai satu anak laki-laki, Bawen Kameloh kedatangan tamu dari alamnya (gaib)," kisahnya.
Pemuda insan itu kemudian cemburu dengan tamu dari alam mistik yang menemui Bawin Kameloh. Rasa cemburu itu menciptakan perjaka insan itu berselesih dengan Bawin Kameloh dan juga tamunya.
"Akhirnya Bawin Kameloh bilang, 'kamu telah membunuh saudara saya, dan aku kembali ke alam saya, anak ini aku bawa, tapi suatu ketika anak ini aku kembalikan,' ia berjani ibarat kepada suaminya. Nah waktu kembali itu terjadilah watu itu (Bukit Batu). Terjadinya watu itu, daerah tinggal, secara insan biasa kita tidak sanggup melihat mereka, tapi kalau orang punya kelebihan mereka sanggup melihat anak dari Bawen Kameloh dengan perjaka insan itu," katanya.
Lokasi wisata Bukit Batu yang terdapat Sumur Abadi. Foto: Noval-detikcom |
Masyarakat percaya kalau Bukit Batu terjadi jawaban insiden alam dikembalikannya anak Bawin Kameloh ke dunia nyata. Kini masyarakat sekitar mengakibatkan daerah tersebut untuk memberikan suatu keinganan atau keinginan yang hendak dicapai. Warga banyak juga yang tiba untuk sekedar berwisata.
"Biasanya mereka itu, kalau bahasa kami di sini bahajat, jadi bahajat itu kalau kita menginginkan sesuatu, umpamanya kalau kita mau jadi pejabat, nanti kalau usahanya (hajatnya) itu tercapai, mereka balik bayar hajatnya sesuai dengan janjinya. Ada juga yang gres bahajat, ada juga yang sudah bayar hajatnya. Bedanya kalau contohnya mereka bahajat itu cuman bawa siri pinang, atau kopi pahit atau manis, tapi kalau bayar hajat itu itu sesuai dengan janjinya apa yang ia janjikan. Ada aja yang ibarat itu (bawa uang), ada juga yang potong hewan, sesuai dengan janjinya. Ada sebagian pejabat, ada juga yang memang banyak itu masyarakat biasa," imbuhnya.
Agus menyebut kepercayaan masyarakat dengan legenda Bukit Batu telah menjadi bab dari budaya warga suku Dayak Kalimantan Tengah. Kepercayaan itu telah menjadi budaya turun menurun semenjak zaman nenek moyang. Tempat ini juga dikenal dengan pertapaan Tjilik Riwut alasannya yakni orang renta Tjilik Riwut kala itu sulit mempunyai anak laki-laki.
"Pak Tjilik Riwut populer di sini alasannya yakni orang tuanya Pak Tjilik Riwut ini tidak punya anak laki-laki, kalau punya anak pria selalu meninggal waktu balita. Makara alasannya yakni orang Dayak dulu selalu menyatu dengan alam, jadi di mana ada daerah keramat selalu orang Dayak itu bermohon. Makara orang tuanya Pak Tjilik Riwut itu bermohon di daerah ini biar sanggup anak laki-laki, ada di situ Batu Keramat, di situ daerah orang tuanya bernazar biar sanggup anak laki-laki. Dan dapatnya Pak Tjilik Riwut, dan wangsitnya orang sini dulu bilau menjadi pemimpin suku kami," ucapnya.
Tempat ini selalu ramai warga yang berwisata ketika hari libur besar. Di hari-hari lain warga ada yang tiba untuk bernazar atau hendak membayar nazar. Agus berharap daerah ini tetap dijaga kelestariannya kalau Kalimantan Tengah ditunjuk sebagai ibu kota negara.
"Kalau orang Dayak di mana ada waktu yang bagus di situ ada waktunya kami, dengan kata hati lah kami itu kadang-kadang. Sangat perlu (dilestarikan), semua kemudahan dilengkapi, lebih memadai, alasannya yakni kalau kemudahan memadai kan pengunjung otomatis merasa nyaman," tutup Agus.
Sumber detik.com
Belum ada Komentar untuk "Sumur Abadi, Kearifan Lokal Warga Calon Ibu Kota Nkri"
Posting Komentar