Dukung Ibu Kota Pindah, Cak Imin: Jakarta Ini...Aduh
Jakarta -Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar oke bila Ibu Kota negara dipindah ke Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Muhaimin menyampaikan pemindahan itu merupakan salah satu rencana Presiden Soekarno yang belum terealisasi.
"Dukung lantaran ini usaha usang ya, dari zaman Bung Karno, Pak SBY. Saya dan PKB juga dukung zaman Pak SBY. Mendorong, gagal, nggak besar lengan berkuasa lagi, kita coba lagi sekarang," kata Muhaimin di sela jadwal halal bihalal di kediamannya, Jalan Warung Sila, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (8/7/2017).
Dia menceritakan, di masa kepemimpinan Bung Karno, Palangka Raya diperjuangkan sebagai ibu kota lantaran kontur wilayahnya yang datar dan antigempa bumi. Kondisi geografis demikian berdasarkan Bung Karno baik untuk proses pembangunan sebuah negara.
Baca Juga: Mimpi Sukarno di Rimba Palangka Raya
Sambil bercanda, Muhaimin menuturkan perihal pemindahan Ibu Kota ke Palangka Raya sempurna di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dengan gaya kepemimpinan Jokowi yang membumi, memungkinkan rakyat mendukungnya menjalankan pemerintahan dari Palangka Raya meski kondisi infrastrukturnya berbeda jauh dengan di DKI Jakarta.
"Dan kalau Pak Jokowi memulai, bagus. Karena Pak SBY gagal memindahkan. Pak Jokowi sanggup jadi pas lantaran gaya kepemimpinan Pak Jokowi yang merakyat, mungkin kantor presidennya sanggup pinjem rumah (warga), punya siapa dulu," ucap Cak Imin sambil tertawa.
Muhaimin menilai pemindahan Ibu Kota akan memakan anggaran yang banyak dan sulit terealisasi. Namun ia percaya, bila Ibu Kota dipindah dalam kondisi Palangka Raya yang tak semaju Jakarta, tak akan mengendorkan kinerja Presiden Joko Widodo. Dia kembali berkelakar, bila Jokowi sanggup menggandakan eks Presiden Libya, Muammar Khadafi.
"Kalau dari segi anggaran memang tidak realitis, tapi Pak Jokowi ini kan komandan yang empiris. Nggak ada kantor pun sanggup dijadikan kantor. Kalau perlu dibikin kantor tenda kaya Khadafi," tandas Muhaimin.
Muhaimin beropini bila pemindahan Ibu Kota niscaya membebani anggaran. Dia menuturkan alokasi dana untuk memindahkan Ibu Kota tak boleh mengganggu jadwal prioritas pemerintah. Oleh lantaran itu, Muhaimin menyampaikan sah-sah saja bila sumber dana didapat dari kolaborasi dengan pihak swasta.
"Pasti (membebankan). Makanya realistis APBN harus tidak mengganggu prioritas. Kalau melibatkan swasta nggak duduk masalah yang penting cuma bisnis aja. Sama saja kerjasama antarnegara dengan kerjasama dengan swasta," pungkas dia.
Terakhir, Muhaimin mengungkapkan Jakarta tak lagi efisien sebagai Ibu Kota negara lantaran kondisinya sudah kelebihan kapasitas. "Jakarta ini sudah...Aduh... Saya ini pulang kantor jam 2 malam lantaran nunggu jalan sepi. Betul-betul sudah tidak efisien," tutup dia.
Sumber detik.com
Belum ada Komentar untuk "Dukung Ibu Kota Pindah, Cak Imin: Jakarta Ini...Aduh"
Posting Komentar